khalifah Abbasiyah
Kamis, 01 Oktober 2015
0 Komen
khalifah Abbasiyah
Bismillah.
Tekad itu dipancangkan Thariq bin Ziyad. Sebanyak 7.000 orang pasukan yang
dipimpinnya -mereka suku Berber dan Arab-telah selamat tiba di dataran
Andalusia atau Spanyol. Mereka telah mengarungi selat yang memisahkan tanah
Maroko di Afrika Utara dengan Eropa itu. Tanpa ragu sedikit pun Thariq
memerintahkan untuk membakar kapal-kapalnya. Pilihannya jelas: terus maju untuk
menang atau mati. Tak ada kata untuk mundur dan pulang.
Peristiwa
di tahun 711 Masehi itu mengawali masa-masa Islam di Spanyol.Pasukan Thariq
sebenarnya bukan misi pertama dari kalangan Islam yang menginjakkan kaki di
Spanyol. Sebelumnya, Gubernur Musa Ibnu Nushair telah mengirimkan pasukan yang
dikomandani Tharif bin Malik. Tharif sukses. Kesuksesan itu mendorong Musa
mengirim Thariq. Saat itu, seluruh wilayah Islam masih menyatu di bawah
kepemimpinan Khalifah Al-Walid dari Bani Umayah.
Thariq
mencatat sukses. Ia mengalahkan pasukan Raja Roderick di Bakkah. Setelah itu ia
maju untuk merebut kota-kota seperti Cordova, Granada dan Toledo yang saat itu
menjadi ibukota kerajaan Gothik. Ketika merebut Toledo, Thariq diperkuat dengan
5.000 orang tentara tambahan yang dikirim Musa.
Thariq sukses.
Bukit-bukit di pantai tempat pendaratannya lalu dinamai Jabal Thariq,
yang kemudian dikenal dengan sebutan Gibraltar. Musa bahkan ikut menyebarang
untuk memimpin sendiri pasukannya. Ia merebut wilayah Seville dan mengalahkan
Penguasa Gothic, Theodomir. Musa dan Thariq lalu bahu-membahu menguasai seluruh
wilayah Spanyol selatan itu.
Pada
755 Masehi, Abdurrahman -keturunan Keluarga Umayah yang lolos dari kejaran
penguasa Abbasiyah-tiba di Spanyol. Abdurrahman Ad-Dakhil, demikian orang-orang
menjulukinya. Ia membangun Masjid Cordova, dan menjadi penguasa tunggal di
Andalusia dengan gelar Emir. Keturunannya melanjutkan kekuasaan itu sampai 912
Masehi. Kalangan Kristen sempat mengobarkan perlawanan "untuk mencari
kematian" (martyrdom). Namun Dinasti Umayah di Andalusia ini mampu
mengatasi tantangan itu.
Abdurrahman
Al-Aushat kemudian menjadikan Andalusia sebagai pusat ilmu terpenting di
daratan Eropa. Pada 912, Abdurrahman An-Nasir mendengar kabar bahwa khalifah
Abbasiyah di Baghdad tewas dibunuh. Ia lalu menggunakan gelar khalifah. Ia
mendirikan universitas Cordova dengan perpustakaan berisi ratusan ribu buku.
Hal
demikian dilanjutkan oleh Khalifah Hakam. Pusat-pusat studi dibanjiri ribuan
pelajar, Islam dan Kristen, dari berbagai wilayah. Ladang-ladang pertanian
Spanyol tumbuh dengan subur mengadopsi kebun-kebun dari wilayah Islam lainnya.
Sistem hidraulik untuk pengairan dikenalkan. Andalusia inilah yang mendorong
era pencerahan atau renaissance yang berkembang di Italia.
Kekacauan
timbul setelah Hakam wafat dan kendali dipegang Manshur Billah -seorang
ambisius yang menghabisi teman maupun lawan-lawannya. Kebencian masyarakat,
baik Islam maupun Kristen mencuat. Situasi tak terkendalikan lagi setelah
Manshur Billah wafat. Pada 1013, Dewan Menteri menghapuskan jabatan khalifah.
Andalusia terpecah-pecah menjadi sekitar 30 negara kota.
Dua
kekuatan dari Maghribi sempat menyatukan kembali seluruh wilayah itu. Pertama
adalah Dinasti Murabithun (1086-1143) yang berpusat di Marakesy, Maroko.
Pasukan Murabithun datang buat membantu kalangan Islam melawan Kerajaan
Castilla. Mereka memutuskan untuk menguasai Andalusia setelah melihat Islam
terpecah-belah. Dinasti Muwahiddun, yang menggantikan kekuasaan Murabithun di
Afrika Utara, kemudin juga melanjutkan kepemimpinan Islam di Andalusia
(1146-1235). Di masa ini, hidup Ibnu Rusyd -seorang pemikir besar yang banyak
menafsirkan naskah Aristoteles.
Pada 1238 Cordova jatuh ke tangan Kristen
, lalu Seville pada 1248 dan akhirnya
seluruh Spanyol. Hanya Granada yang bertahan di bawah kekuasaan Bani Ahmar
(1232-1492). Kepemimpinan Islam masih berlangsung sampai Abu Abdullah -meminta
bantuan Raja Ferdinand dan Ratu Isabella-- untuk merebut kekuasaan dari
ayahnya. Abu Abdullah sempat naik tahta setelah ayahnya terbunuh. Namun
Ferdinand dan Isabella kemudian menikah dan menyatukan kedua kerajaan. Mereka
kemudian menggempur kekuatan Abu Abdullah untuk mengakhiri masa kepemimpinan
Islam sama sekali.
Sejak
itu, seluruh pemeluk Islam (juga Yahudi), dikejar-kejar untuk dihabisi sama
sekali atau berpindah agama. Kekejian penguasa Kristen terhadap pemeluk Islam
itu dibawa oleh pasukan Spanyol yang beberapa tahun kemudian menjelajah hingga
Filipina. Kesultanan Islam di Manila mereka bumihanguskan, seluruh kerabat
Sultan mereka bantai.
Memasuki
Abad 16, Tanah Andalusia -yang selama 8 Abad dalam kekuasaan Islam-- kemudian
bersih sama sekali dari keberadaan Muslim.n
0 Response to "khalifah Abbasiyah "
Posting Komentar