-->
Haraga Diri Adalah Identits Utama dan Pertama

Haraga Diri Adalah Identits Utama dan Pertama

Harga Diri Adalah Identitas Utama dan Pertama, Sebagai Seorang muslim sejati dan Punya Harga Diri yang kaya akan ilmu, tentunya harus bisa membedakan mana yang tepat saat kita harus menjaga Harga Diri kita dan sekaligus untuk Agama kita.

Harga Diri


Bagaimana dengan Seorang Perempuan ?


Perempuan sejati punya harga diri 
Ia menghargai diri dan sesamanya
Ia menyadari siapa dirinya
Tak pernah ia menafsir diri berdasarkan pendapat orang
Tidak pula ia berharap orang membaca pikirannya
Ia mampu mengungkapkan sendiri kebutuhan-kebutuhannya

Perempuan sejati penuh pengharapan
Ia cukup kuat untuk mewujudkan mimpinya
Ia mengenal cinta
Karenanya ia memberi cinta
Ia paham bahwa cintanya bernilai tinggi dan layak dibalas
Jika disia-siakan, cintanya akan hilang


assalamualaykum ,,,wr,,,wb,,,, 

Saudara/iku yg insyaAllah slalu dalam Rahmat Allah Aamiinnn,,,,
Allah SWT berfirman, ''Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).'' (QS Al-An'aam, 6: 162-163).

Perintah Allah itu memang awalnya pada Nabi Ibrahim AS. Namun, itu juga tertuju pada kita ketika tertera dalam kitab suci. Kita tidak cuma diperintahkan untuk tegas mengikrarkan diri dalam penyerahan total kepada Allah.

Lebih dari itu, kita juga diperintahkan berlomba-lomba menjadi orang-orang yang pertama, ada di barisan terdepan, dalam menyatakan diri sebagai Muslim. Tentu, bukan cuma di bibir, tapi dibuktikan dalam setiap detak jantung dan detik kehidupan, di dalam aspek ibadah, akhlak, berpakaian, bertingkah laku, makanan dan minuman, berpolitik, berbisnis, dan sebagainya.

Identitas itu pula yang dipakai Rasulullah SAW dalam surat-suratnya kepada penguasa terbesar di masa beliau, Kaisar Romawi Heraklius. Dengan mengutip ayat-ayat Alquran, Rasul menyeru salah satu kaisar terbesar imperium itu kepada Islam. Bila menolak, maka, ''Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang Muslim (yang berserah diri kepada Allah).'' (QS Ali Imran, 3: 64).

Bayangkan, di hadapan kaisar, demi menghadapi negara terkuat dan terluas di dunia saat itu, seorang kepala negara seperti Rasulullah SAW tidak menyebutkan identitas atau jatidiri yang lain, misal jabatan, latar belakang, atau jumlah kekuatannya. Seolah-olah kita diajari untuk rendah hati, meski sebenarnya itu justru pengakuan kemuliaan, baik di dunia maupun akhirat.

Sebab, seperti tertera dalam Sahih Muslim, sebagaimana dituturkan Abu Sufyan yang menjadi saksi pembacaan surat Nabi, bahwa kaisar sampai mengatakan, ''Bila beliau ada di hadapanku, maka akan kucuci kakinya dan bersimpuh di hadapannya,'' sebagai respons pernyataan Nabi bahwa dirinya adalah Muslim.

Itulah hati nurani seorang kaisar yang mau mengakui kehinaan dirinya karena bukan Muslim, meski jutaan rakyatnya memuliakan, bahkan bersujud padanya setiap hari. Ironisnya, kini banyak orang malu dan takut menyebut dirinya sebagai Muslim, baik itu rakyat jelata, wakil rakyat, pemimpin organisasi atau negara.

Mereka khawatir dituduh sektarian, memecah belah masyarakat, atau dikaitkan dengan teroris dan semacamnya. Mereka jengah tidak dianggap bagian masyarakat modern yang terpengaruh Barat, padahal peradaban Barat banyak merujuk peradaban Romawi dan Yunani, di mana seseorang yang paling dimuliakan di sana hingga hari ini (Heraklius) telah menyatakan kehinaan dirinya karena bukan bagian dari kaum Muslimin.

Kemusliman adalah identitas terawal, tertinggi, dan termulia. Dengan identitas itu kita dikenal dan berinteraksi. Dengan itu pula kita menyikapi segala hal. Bahkan, bagaimana kita diperlakukan ketika lahir dan meninggal dunia, akan tergantung padanya.

Jangan Sia-Siakan Harga Dirimu


Perempuan sejati mengenal Tuhan
Ia tau, dengan rahmat Tuhan dunia menjadi  taman bermainnya,
Dan tanpa Tuhan dunia hanya akan mempermainkannya

Perempuan sejati tidak ketakutan akan masa depan
Karena luka masa lalunya
Alih-alih, ia sadar bahwa pengalaman hidup hanyalah pelajaran
Yang membawanya makin dekat pada pengenalan diri
Dan cinta tanpa syarat bagi diri sendiri

Itulah sedikit gambaran tentang Haraga Diri Adalah Identits Utama dan Pertama yang harus sobat jaga, jangan sampai karena dunia harus kehilangan prioritas utama dan utama.




Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Haraga Diri Adalah Identits Utama dan Pertama"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel